Pacu Jalur 2025 Dibuka Meriah, Pahlawan Lingkungan Banjir Pujian

Budaya, Pariwisata, Polri73 Dilihat

KUANTAN SINGINGI – Festival Pacu Jalur 2025 di Kabupaten Kuantan Singingi (Kuansing) resmi dibuka dengan meriah, dihadiri oleh sejumlah tokoh penting, termasuk Menteri Pariwisata Widiyanti Putri Wardhana. Namun, sorotan utama tertuju pada Kapolda Riau, Irjen Herry Heryawan, yang banjir pujian berkat aksi tegasnya membersihkan Sungai Kuantan dari aktivitas penambangan emas tanpa izin (PETI).

 

Apresiasi untuk ‘Pahlawan Lingkungan’

Bupati Kuansing, Suhardiman Amby, menyebut Irjen Herry Heryawan sebagai ‘pahlawan lingkungan’ dalam sambutannya di Tepian Narosa. Suhardiman secara terbuka menyampaikan rasa terima kasihnya atas dukungan Kapolda Riau dalam mengembalikan keasrian Sungai Kuantan.

 

“Yang kita banggakan, pahlawan lingkungan kita, Pak Kapolda Riau dan Pak Danrem kita, sungai kita sudah kembali asri seperti biasa,” ujar Suhardiman di hadapan ribuan hadirin yang menyambutnya dengan tepuk tangan meriah.

Dukungan serupa juga datang dari Gubernur Riau,

 

Abdul Wahid. Ia bahkan menyampaikan rasa terima kasihnya melalui pantun khusus untuk Irjen Herry Heryawan dan jajaran Forkopimda.

“Kalau tuan memakan selasih, ambil selasih dibungkus dengan daun sirih-Kepada Pak Kapolda dan forkopimda saya ucapkan terima kasih, karena sungai kami sudah jernih,” ucap Wahid.

 

Pacu Jalur: Warisan Budaya yang Mendunia

Suhardiman juga memaparkan sejarah panjang Pacu Jalur yang telah ada sejak abad ke-17. Awalnya, perahu kayu panjang yang disebut ‘jalur’ ini digunakan sebagai alat transportasi penting untuk mengangkut hasil bumi. Seiring berjalannya waktu, jalur bertransformasi menjadi simbol kebersamaan dan kehormatan, hingga akhirnya menjadi bagian dari tradisi dan upacara adat.

 

Kini, Pacu Jalur telah menjelma menjadi ikon budaya nasional yang menarik ribuan wisatawan, baik domestik maupun mancanegara.

“Kebudayaan dan tradisi Pacu Jalur bukan sekadar olahraga, ia cerminan adat dan buaya Melayu Kuantan Singingi,” tegas Suhardiman.

Pembukaan festival ini juga dihadiri oleh Menteri Kebudayaan Fadli Zon, Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan Hasan Nasbi, sejumlah duta besar, hingga perwakilan dari Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan International Coconut Community (ICC), menunjukkan betapa pentingnya event ini di mata dunia.

 

Penting untuk diingat, penertiban PETI yang dilakukan tidak akan berhenti hanya karena festival ini telah usai. Kapolda Riau memastikan operasi ini akan terus berlanjut hingga Sungai Kuantan benar-benar terbebas dari kerusakan lingkungan. (Ardepi)

 

Komentar