Aceh Utara – Warga Kecamatan Geureudong Pase, Aceh Utara, mengeluhkan kondisi jalan utama di wilayah mereka yang rusak parah dan nyaris tak layak dilalui. Jalan yang seharusnya menjadi urat nadi aktivitas ekonomi dan mobilitas warga itu kini lebih mirip kubangan, penuh lubang besar dan tergenang air ketika hujan turun. Anehnya, hingga kini belum ada tindakan konkret dari Pemerintah Kabupaten Aceh Utara untuk memperbaiki kondisi tersebut.
Pantauan di lapangan menunjukkan jalan berlubang mulai dari kawasan Desa Darul Aman Perbatasan Kecamatan Syamtalira Bayu sampai ke Kantor Kecamatan Geureudong Pase, dengan panjang kurang lebih 19 Km.
Kendaraan roda dua dan roda empat terlihat kesulitan melintasi jalan tersebut. Banyak pengendara terjatuh, dan kendaraan mengalami kerusakan akibat terperosok ke dalam lubang.
“Sudah lama kami teriak soal ini, tapi pemerintah seperti tutup telinga, terkesan lamban dan abai,” tutur beberapa warga yang enggan disebutkan namanya.
Kerusakan jalan ini bukan hanya menghambat akses pendidikan dan kesehatan, tetapi juga melumpuhkan sektor ekonomi lokal.
Para petani dan pedagang harus menanggung biaya tambahan untuk transportasi akibat medan jalan yang berat dan memperlambat distribusi hasil tani,” ujar warga setempat.
Masyarakat berharap ada langkah serius dari Pemerintah Kabupaten Aceh Utara untuk segera melakukan perbaikan. Jangan sampai kemarahan rakyat memuncak karena merasa diabaikan terlalu lama. Pembangunan infrastruktur jalan bukan sekadar janji politik, tetapi adalah tanggung jawab nyata terhadap hak-hak dasar warga.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Aceh Utara, Ir. Jaffar, ST.,MSM. Saat dikonfirmasi membenarkan, jalan di kawasan Geureudong Pase kondisinya memang rusak parah dan sudah menjadi perhatian kita. Jalan itu sudah kami masukkan ke dalam daftar prioritas untuk ditangani,” ujar Kadis lepada wartawan, Selasa (23/6/2025).
Ia melanjutkan, sesuai arahan bapak Bupati yang pertama untuk jalan strategis, salah satunya jalan Geureudong Pase yang menghungkan ke ibu kota Kecamatan, yang kedua untuk mengangkut hasi – hasill produksi pertanian, pihaknya telah mengusulkan perbaikan jalan tersebut melalui anggaran APBK Aceh Utara dan juga melalui koordinasi lintas sektor untuk kemungkinan bantuan dari provinsi atau pusat.
“Kita sedang upayakan melalui berbagai sumber pendanaan, termasuk melalui dana DOKA atau APBA jika memungkinkan. Proses perencanaan sedang berjalan, dan kita harap pelaksanaannya bisa segera dimulai dalam 2026,” jelasnya.
Meski demikian, ia meminta masyarakat untuk bersabar karena proses administrasi dan teknis memerlukan waktu. “Kami tidak tinggal diam. Kami minta masyarakat bersabar karena semuanya harus melalui tahapan teknis dan perencanaan,” pungkasnya. (SR)
Komentar