Kuansing – Kisah pilu akibat jerat judi online kembali mencuat, kali ini datang dari sudut pandang seorang anak berusia enam tahun. Sebuah pertanyaan polos dari bibir kecilnya sukses merobek pertahanan sang ayah, yang selama ini dibutakan oleh godaan taruhan digital.
Selama berbulan-bulan, rumah tangga yang seharusnya menjadi tempat terhangat perlahan mendingin. Sang ayah, yang kini menjadi budak judi online (judol), tak lagi menunaikan kewajibannya. Uang belanja menipis, dan yang paling menyakitkan, jatah uang jajan sang anak pun ikut dikorbankan.
Setiap kali si kecil mendekat dengan tangan menengadah, ia selalu disambut bantahan yang menyakitkan. “Minta sama ibumu!” bentak sang ayah dengan nada kasar, matanya tak lepas dari layar ponsel. Penderitaan sang istri pun sama, ia hanya bisa membalas, “Minta sama ayahmu, Nak,” menciptakan lingkaran kebohongan yang melukai hati putranya.
Puncaknya terjadi pada suatu sore. Si anak, yang sering melihat ayahnya tenggelam dalam permainan di ponsel, memberanikan diri. Ia mendekati sang ayah yang sedang asyik bertaruh, wajahnya memancarkan kepolosan yang tak ternilai.
“Ayah,” panggilnya pelan. “Mana yang lebih penting? Judi mu, apa masa depanku?”
Pertanyaan itu meluncur tanpa beban, namun dampaknya terasa bagai sambaran petir di siang bolong.
Sang ayah tertegun. Genggaman tangannya pada ponsel langsung mengendur. Layar yang selama ini menjadi dunianya seketika padam. Ia tak mampu berkata-kata, lidahnya kelu di hadapan kejujuran yang menusuk. Dalam sekejap, ia melihat bayangan masa depannya yang ia korbankan demi kesenangan sesaat.
Tanpa sadar, air matanya menetes. Ia menjatuhkan ponselnya, lalu menarik tubuh kecil itu ke dalam pelukan yang erat. Pelukan itu adalah penyesalan, janji, dan air mata pembersihan.
Sejak hari itu, kalimat singkat namun mendalam dari putranya menjadi ‘alarm’ yang selalu berdering di benaknya. Setiap kali godaan judi online datang, ia selalu teringat pada wajah polos yang menanyakan nilai dirinya dibandingkan selembar taruhan digital.
Kisah ini menjadi pengingat pedih: Kerusakan akibat judi online tidak hanya menghabiskan harta, tetapi juga merenggut kebahagiaan dan masa depan generasi penerus. (B.A)
Komentar