SINGINGI, RIAU – Di balik jabatannya yang mentereng, ada sebuah kisah perjuangan yang menginspirasi. Ia adalah Fatkhul Mu’in, pria kelahiran Palembang, Sumatera Selatan, yang kini dikenal luas di Riau sebagai tokoh multitalenta dengan segudang peran dan pengabdian. Namun, sedikit yang tahu bahwa jalan yang ditempuhnya tak selalu mulus.
Seorang pria dengan kumis tebal, yang menurutnya melambangkan terbukanya pintu pertolongan, Mu’in pertama kali menginjakkan kaki di Riau pada tahun 2007. Bukan sebagai pejabat, melainkan sebagai seorang satpam di sebuah perusahaan perkebunan. Pekerjaan itu ia tekuni setelah mengundurkan diri dari perusahaan perkebunan tempat ia berkerja ia membuka usaha pencucian kendaraan roda dua dan empat.
Perjalanan Mu’in adalah cerminan dari kegigihan dan dedikasi. Berbekal kecerdasan dan ketaatan beragama, ia secara perlahan mulai menapaki jalan baru. Atas dorongan warga yang melihat potensi besar dalam dirinya, ia dipercaya untuk menjadi anggota Badan Permusyawaratan Desa (BPD), jabatan yang kemudian membawanya menjadi Ketua BPD Sungai Keranji.
Kecakapan Mu’in dalam berkomunikasi dan memimpin membuatnya terus dipercaya memegang amanah yang lebih besar. Ia kini menjabat sebagai Ketua Forum BPD Kecamatan Singingi, Ketua Bidang Media Forum BPD Kabupaten Kuansing, hingga Wakil Sekretaris Forum BPD Provinsi Riau. Di samping itu, ia juga dipercaya sebagai Pengawas Forum CSR Provinsi Riau, menunjukkan kepeduliannya yang tinggi terhadap masyarakat.
Meski jadwalnya padat, Mu’in tetap melakoni berbagai profesi lain, mulai dari aktivis Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), jurnalis, hingga Komisaris CV Putri Tunggal Widya Jaya. Ia bahkan sedang menggarap sebuah proyek di PT KTBM Kecamatan Pucuk Rantau. Dengan segudang aktivitas ini, ia sering kali terlihat berkomunikasi dengan pejabat daerah, mulai dari bupati, gubernur, hingga anggota DPR-RI.
Namun, di balik semua pencapaiannya, ada satu motivasi utama yang selalu membara di hatinya: kebahagiaan anak-anaknya. “Berbagai profesi dan pekerjaan ia jalani demi ingin melihat anak-anak tersenyum dan bahagia,” ungkapnya. Mu’in memiliki tiga orang anak, dua laki-laki dan satu perempuan. Anak perempuannya kini sedang menempuh pendidikan di pondok pesantren di Semarang, Jawa Tengah, dan akan diwisuda sebagai penghafal Al-Qur’an pada bulan Desember nanti.
Kisah Fatkhul Mu’in adalah bukti nyata bahwa latar belakang tidak menentukan masa depan. Dari seorang satpam, ia menjelma menjadi sosok inspiratif yang mengabdikan diri untuk kemajuan masyarakat. Perjalanannya mengajarkan kita bahwa dengan kerja keras, integritas, dan niat tulus, setiap pintu akan terbuka.(B.A)
Komentar