Lhokseumawe – Jalan Lintas Nasional yang membentang di wilayah Kota Lhokseumawe kembali menjadi sorotan tajam. Deretan lubang besar dan dalam menghiasi ruas jalan utama tersebut, mengancam keselamatan pengguna jalan setiap hari khususnya pengendara roda dua. Ironisnya, meskipun kondisi ini telah berlangsung cukup lama dan dikeluhkan warga, pihak Penanggung Jawab Teknis (PPK) dari Balai Pelaksanaan Jalan Nasional (BPJN) Provinsi Aceh hingga kini memilih bungkam.
Pantauan di lapangan, sejumlah titik di jalur strategis seperti didepan RSUD Cut Mutia, Mahkamah Syariah, Polsek Banda Sakti, Blang Panyang, dipenuhi lubang yang dalam dan tergenang air, terlebih saat hujan turun.
Banyak pengendara roda dua terperosok dan mengalami kecelakaan ringan hingga serius.
“Ini jalan nasional, tapi kondisinya seperti kubangan sawah. Apakah kami harus menunggu korban bertambah baru diperbaiki?” keluh warga Lhokseumawe kepada wartawan, Sabtu (21/6/2025).
Masyarakat telah menyuarakan keprihatinan atas kondisi tersebut.
Namun, hingga berita ini diturunkan, upaya konfirmasi kepada PPK Balai Pelaksanaan Jalan Nasional Aceh, Isnanda, tidak membuahkan hasil. Pihak terkait belum memberikan keterangan resmi saat dihubungi wartawan via whatsApp pribadinya.
Masyarakat kota Lhoksemawe mengecam keras sikap diam pihak balai jalan. “Ini bentuk kelalaian negara terhadap hak dasar rakyat, yakni keselamatan dan kenyamanan dalam berkendara. Kami mendesak Kementerian PUPR turun langsung mengevaluasi kinerja PPK di Aceh.
Kementerian PUPR juga diharapkan segera mengambil alih dan melakukan langkah cepat serta transparan dalam menangani kerusakan jalan di Lhokseumawe. Jangan sampai, lubang maut ini terus memakan korban, hanya karena kelambanan birokrasi dan sikap diam yang tidak bertanggung jawab,” tegas warga.
Kondisi ini semakin memperkuat anggapan bahwa pengawasan proyek infrastruktur jalan di Aceh masih lemah dan buruknya tata kelola infrastruktur di daerah.
Padahal, jalan nasional merupakan tanggung jawab pemerintah pusat dan dibiayai dari APBN dengan nilai anggaran miliaran rupiah setiap tahunnya. Namun, realisasi di lapangan jauh dari harapan. (SR)
Komentar