Aceh Utara — Warga Gampong Alue Leukot, Kecamatan Paya Bakong, Kabupaten Aceh Utara, menghadapi dilema serius setelah aktivitas pengerukan parit besar yang dilakukan oleh PT. Bahruny Plantation Company (BABCO), diduga menyebabkan abrasi lahan warga dan kerusakan talut jalan desa.
Sejumlah warga menyebutkan pengerukan dilakukan tanpa koordinasi yang jelas dengan masyarakat setempat, apalagi tanpa kajian dampak terhadap lingkungan sekitar. Akibatnya, tanah di sekitar parit yang berdekatan dengan kebun warga mulai tergerus air.
“Setelah parit dikeruk, tebingnya malah makin curam dan tanah saya jadi amblas sedikit demi sedikit. Sekarang tinggal menunggu waktu saja kalau tidak segera diperbaiki,” ujar warga setempat yang tanahnya terdampak langsung.
Tak hanya abrasi, talut penahan jalan milik desa yang dibangun menggunakan dana desa beberapa tahun lalu kini dalam kondisi rusak dan retak. Warga khawatir, jika curah hujan tinggi, talut akan putus dan banjir akan lebih mudah meluas ke pemukiman.
Masih Kata warga, setelah dilakukan dua kali mengeruk atau pembersihan parit oleh PT. Bapco, tanah mereka mulai abrasi kedalam parit, menurut mereka, PT tersebut mengeruk tanpa aturan, seharusnya saat dilakukan pembersihan Untuk mencegah abrasi saat mengeruk parit, penting untuk memperhatikan kedalaman dan kemiringan parit,” ucap warga.
” Pengerukan yang terlalu dalam dapat membuat tepi parit menjadi tidak stabil dan mudah longsor, terutama saat terkena air, Kemiringan tepi parit perlu diperhatikan agar air dapat mengalir dengan baik dan tidak menyebabkan erosi. Kemiringan yang terlalu curam akan lebih mudah longsor, yang kami takutkan jika sekali lagi dilakukan pengerukan seperti itu, maka tanah kami akan abrasi kedalam parit, siapa yang tanggung jawab nanti?,” tutur warga lainya dengan nada tanda tanya.
Setelah menceritakan hal tersebut, beberapa warga beserta Geuchik Alue Leukot, Kumoini, dan awak media langsung turun kelokasi, senin 30/6/2025.
Saat tiba dilokasi, Geuchik Alue Leukot, Kumoini, menunjukan salah satu talud yang dibangun mengunakan Dana tahun 2023 juga sudah mulai abrasi, kuat dugaan akibat pengerukan yang tidak beraturan.
Kata Kumoini, padahal Talud tersebut dibangun atas permintaan masyarakat sengaja dibuat agar jalan milik desa tidak abrasi keparit gajah tersebut, namun karena pengerukan yang dilakukan oleh PT Bapco talud hampir sepenuhnya abrasi ke parit,” ucap kumoini.
” Saya selaku Geuchik Alue Leukot mewakili warga saya, berharap agar kepada PT. Bapco agar lebih berhati hati dalam bekerja jangan sampai merugikan masyarakat, pembersihan diperlukan tapi jangan merugikan sebelah pihak,” pungkas Geuchik Kumoini.
Masyarakat berharap Pemerintah Kabupaten Aceh Utara, khususnya Dinas Lingkungan Hidup dan Dinas Pekerjaan Umum, segera turun tangan meninjau lokasi, sebelum dampaknya semakin meluas dan menimbulkan konflik horizontal antara warga dan perusahaan.
Manager PT. BABCO. Adi Santoso saat dikonfirmasi Trans- news.id via WhatsApp Sealasa (1/7/2025) mengatakan, dalam beberapa hari ini kami akan mengundang awak media untuk konferensi pers,” jawabnya singkat. (SR)
Komentar