Ngawi-Senen 30 Juni 2025 — Di tengah tantangan musim kemarau yang kerap menyulitkan peternak dalam memenuhi kebutuhan pakan ternak, sekelompok mahasiswa dari Kuliah Kerja Nyata (KKN) Reguler 133 Universitas Islam Negeri Sunan Ampel (UINSA) Surabaya hadir membawa solusi sederhana namun berdampak besar: pelatihan pembuatan pakan silase.
Berlokasi di Desa Ngrendeng, Kecamatan Sine, Kabupaten Ngawi, pelatihan ini digelar pada Senin, 30 Juni 2025, dan berlangsung hangat di Posko KKN 133 yang terletak di depan Masjid Jami’ Desa Ngrendeng. Lebih dari 25 peserta dari berbagai latar belakang hadir dengan antusias—mulai dari peternak kambing,Sapi juga perangkat desa, pemuda karang taruna, hingga warga sekitar yang ingin belajar lebih dalam tentang pengolahan pakan berkelanjutan.
Menghadirkan dua narasumber dari Dinas Perikanan dan Peternakan Kabupaten Ngawi, yaitu Bambang Hariyadi, S.Pt., dan drh. Hardian Pramudito, kegiatan ini berfokus pada teknologi fermentasi silase yang kini mulai banyak diterapkan sebagai strategi penyimpanan pakan saat musim kemarau.
Peserta dan Perangkat desa dalam kegiatan penyuluhan pembuatan pakan silase bersama kelompok KKN 133 UINSA serta Dinas Pertanian dan Peternakan
Dalam sambutannya, Kepala Desa Ngrendeng, Joko Susanto, menyampaikan apresiasi setinggi-tingginya atas inisiatif mahasiswa KKN. “Kami sangat mengapresiasi pelatihan ini karena sangat membantu masyarakat desa dalam mengatasi masalah pakan, terutama saat musim kemarau,” ujarnya.
Senada dengan itu, perwakilan dari Dinas Perikanan dan Peternakan menegaskan bahwa teknologi silase adalah langkah tepat untuk mengatasi ketergantungan pada pakan segar yang mudah rusak dan tidak selalu tersedia. Para peserta pun tidak hanya mendapatkan penjelasan secara teori, tetapi juga diajak langsung mempraktikkan cara membuat silase dari bahan hijauan lokal seperti tebon dan rumput gajah,bahan-bahan yang mudah ditemukan di sekitar desa.
Kegiatan dimulai pukul 13.00 WIB dengan registrasi peserta, dilanjutkan sambutan, sesi penyuluhan, praktik pembuatan silase, dan ditutup dengan diskusi tanya jawab yang berlangsung cukup interaktif. Tak hanya membawa ilmu, pelatihan ini juga menjadi ruang berbagi pengalaman antar peternak, yang selama ini mengandalkan cara-cara konvensional.
Ketua KKN 133, Irrandy Andhana Nuriza, mengungkapkan harapannya agar pelatihan ini menjadi awal dari perubahan positif yang berkelanjutan. “Kami ingin masyarakat bisa lebih mandiri dalam mengelola potensi alam yang ada di sekitar, melalui teknologi yang sederhana namun membawa dampak nyata,” ujarnya.
Di bawah bimbingan Ibu Hapsari Wiji Utami, M.SE, mahasiswa KKN 133 tidak hanya menjalankan program kerja semata, tetapi juga hadir sebagai jembatan antara inovasi, kebutuhan masyarakat, dan kebijakan lokal. Kegiatan ini pun menjadi contoh nyata sinergi produktif antara dunia kampus, pemerintah daerah, dan masyarakat desa dalam mendorong ketahanan pangan berbasis lokal. (Tatok s)
Komentar