Sijago Merah Lahap SMKN 1 Teluk Kuantan: Sekolah Luluh Lantak, puluhan Siswa Terkatung-katung

TELUK KUANTAN – Jerit api yang membara pada Selasa (22/7) sore, sekitar pukul 16.00 WIB, telah meluluhlantakkan harapan ratusan siswa di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri (SMKN) 1 Teluk Kuantan. Si jago merah, yang diduga berawal dari area kantin sekolah, dengan beringas menyapu bersih bangunan-bangunan vital, meninggalkan puing dan kepedihan yang mendalam.

Kobaran api yang begitu cepat membesar sempat menyulitkan upaya petugas pemadam kebakaran. Akses jalan yang sempit dan terhalang membuat mobil pemadam tak bisa langsung mendekat ke jantung api. Namun, berkat kegigihan petugas dan solidaritas warga sekitar, api akhirnya berhasil ditaklukkan setelah beberapa jam perjuangan. Meski demikian, duka telah menyelimuti masa depan pendidikan di sekolah kebanggaan ini.

Menurut kesaksian pilu Hurdisman, Kepala sekolah SMKN 1 Teluk Kuantan, api bermula dari kantin yang berada di belakang gedung sekolah. “Api berasal dari kantin. Karena kantin itu posisinya di belakang dan dekat dengan bangunan kelas, api cepat sekali menyebar,” ungkap Hurdisman dengan nada getir kepada awak Media

Dalam sekejap, delapan ruang kelas yang menjadi saksi bisu tawa dan cita-cita siswa hangus tak bersisa. Tak hanya itu, beberapa ruang praktik siswa yang menyimpan harapan akan keterampilan masa depan, juga ikut jadi arang. “Delapan ruang kelas terbakar habis, termasuk juga beberapa ruang praktik siswa. Ini jelas sangat mengganggu proses belajar mengajar anak-anak,” tambahnya, menunjukkan kekhawatiran yang mendalam.

Beruntungnya, tidak ada korban jiwa dalam insiden tragis ini, karena peristiwa terjadi di luar jam belajar mengajar. Namun, kerugian materiil tak terhitung. Selain bangunan yang kini tinggal kenangan, berbagai peralatan praktik dan perlengkapan belajar yang menjadi penunjang impian para siswa juga turut musnah dilalap api.
Masa Depan Pendidikan di Ujung Tanduk: Harapan di Tengah Puing

Kondisi memilukan ini memaksa pihak sekolah menghentikan sementara kegiatan pembelajaran, terutama bagi kelas-kelas yang terdampak. Hurdisman tak bisa menyembunyikan kekhawatirannya akan kelangsungan pendidikan para siswa jika tak ada uluran tangan cepat dari pihak berwenang.
“Harapan kami dari pihak sekolah, tentu pemerintah bisa segera turun tangan. Karena ini adalah fasilitas vital untuk pendidikan anak-anak,” tuturnya.

Ia juga menyampaikan harapannya agar ada solusi jangka pendek seperti ruang belajar sementara, dan dalam jangka panjang, gedung ini bisa segera direnovasi atau dibangun kembali.
Musibah ini bukan hanya tentang kerugian material, melainkan juga tentang terenggutnya hak pendidikan ratusan generasi muda. Tangis harapan kini menggantung di udara Teluk Kuantan, menanti uluran tangan dan kepedulian untuk membangun kembali tidak hanya gedung, tetapi juga asa dan masa depan anak-anak bangsa. (B.A)

Komentar