Aceh Utara – Di tengah sorotan tajam terhadap aktivitas tambang Galian C di kawasan pedalaman Aceh Utara khususnya Geureudong Pase, sejumlah warga yang menggantungkan hidupnya dari aktivitas tambang akhirnya bersuara. Mereka menepis tudingan miring yang menyamakan aktivitas mereka dengan eksploitasi besar-besaran yang merusak lingkungan.
“Tambang ini tempat kami mencari nafkah, bukan tempat mencari kekayaan, kita tidak sedang membela pelanggaran hukum. Tapi kita bicara tentang fakta sosial yang tak terbantahkan” cetus warga.
Para warga yang enggan disebutkan namanya mengaku kecewa.
“kenapa tambang tempat menggantung hajat masyarakat kecil selalu jadi pemberitaan, seolah – olah kami telah melakukan tindakan makar terhadap negara.
Kami hanya bertahan hidup dari hasil tambang/galian C, karena disinilah mata pencaharian kami sehari – hari” cetus warga dengan nada kesal.
Masih warga “kami akui galin C kami tidak lagi memiliki izin, tetapi dengan hasil dari tambang ini kami masyarakat bisa menyambung hidup, bukan itu saja dari hasil tambang tersebut kami dapat menghidupkan balai pengajian, meyediakan daging setiap hari megang dan santunan pada seluruh anak yatim-piatu yang ada di kecamatan kami ini, itu semua dari hasil galian C”
Lebih lanjut para warga mempertayakan “selama ini kami dipedalaman tidak ada yang perduli dengan kondisi kami dan para anak yatim-piatu, setiap hari megang dari hasil galian C tersebut kami upayakan seluruh anak yatim-piatu yang ada di Kecamatan ini semuanya harus mendapatkan daging dan uang santunan, siapa yang pernah membatu dalam hal tersebut ? tidak ada, termasuk media yang telah memberiatakan kegiatan kami, coba tanya sama media tersebut berapa Ribu Rupiah yang pernah dia bantu untuk anak yatim – piyatu kami disini” pungkas warga.
Hasil investigasi media ini dilapangan, sektor tambang ini justru menyerap tenaga kerja dan menjadi penopang ekonomi warga.
Represif harus diganti dengan pola pemberdayaan, dan legalitas tambang rakyat harus difasilitasi, bukan dimatikan.
Kalau negara hadir hanya lewat operasi penertiban, maka kita sedang membunuh harapan ratusan kepala keluarga yang menggantungkan keberlanjutan hidupnya di tambang tersebut. (SR)
Komentar