KUANSING – Aksi berani wartawan yang meliput penertiban Penambangan Emas Tanpa Izin (PETI) di Kuantan Singingi (Kuansing) harus dibayar mahal. Ayub, seorang jurnalis, menjadi korban amukan massa saat penertiban di Desa Pulau Bayur, Kecamatan Cerenti, pada Selasa (7/10/2025) siang.
Tidak hanya sepeda motornya yang dibakar hangus oleh massa, Ayub juga mengalami penganiayaan. Ia menderita luka gores di pelipis dan memar di wajah akibat bentrokan tersebut. Namun, keberaniannya untuk mengungkap aktivitas ilegal itu mendapat sorotan dan pujian tinggi.
Penghargaan untuk “Pahlawan Lingkungan”
Merespons insiden tragis ini, Bupati Kuansing, Suhardiman Amby, segera memberikan dukungan penuh. Bupati secara tegas menyebut Ayub sebagai “pahlawan lingkungan” yang patut dihargai.
“Dia adalah pahlawan lingkungan, menjadi korban. Motor rekan wartawan yang dibakar massa bakal kita ganti dengan yang baru,” ujar Bupati seusai meninjau langsung lokasi penertiban.
Penghargaan dan perhatian dari Bupati ini akan diwujudkan dengan penyerahan sepeda motor baru untuk Ayub. Rencananya, penyerahan akan dilakukan pada malam puncak acara HUT ke-26 Kabupaten Kuansing sebagai bentuk penghargaan tertinggi atas dedikasi dan keberaniannya melawan intimidasi.
“Bupati cukup salut dengan keberanian Ayub, mengungkap aktivitas PETI meskipun mendapat intimidasi,” tambahnya, menekankan betapa pentingnya peran jurnalis dalam menjaga lingkungan.
Aksi brutal massa tersebut tidak hanya menargetkan wartawan. Total enam mobil lainnya juga mengalami kerusakan, terutama pecah kaca. Kendaraan yang menjadi korban antara lain mobil dinas Kapolres, mobil Kabag Ops Kompol Teguh Wiyono, satu bus Polres Kuansing, satu mobil Sat Lantas, satu mobil Satpol PP, dan truk Polair.
Meskipun terjadi ketegangan, dilaporkan bahwa saat ini situasi sudah kondusif. Pihak kepolisian telah menghimbau masyarakat untuk tetap tenang dan tidak mudah terpancing oleh provokator yang berupaya mengganggu keamanan dan penertiban.
Insiden ini menjadi pengingat pahit akan risiko yang dihadapi para jurnalis dan aparat dalam upaya penegakan hukum dan pelestarian lingkungan, namun juga menyoroti solidaritas dan apresiasi terhadap mereka yang berjuang di garis depan.(**)
Komentar